Teror dan kehancuran yang dihadapi oleh jutaan manusia selama pecahnya perang dunia ke-II memang tidak pernah terbayangkan. Cerita mengerikan ini menjadi sejarah umat manusia dan hanya bisa kita lihat melalui para saksi mata dari mereka yang mengalami kejadian secara langsung.
Mereka-mereka yang hidup di jaman perang dan harus terperangkap oleh konflik mematikan dalam sejarah. Mereka menulis dalam sebuah buku harian, membuat catatan tentang apa yang terjadi dan memberi gambaran jika perang memang bukan hal yang mereka inginkan.
1. Michihiko Hachiya (Penduduk Hiroshima, 6 Agustus 1945)
“Kami melangkah keluar, tapi setelah 20-30 langkah menjadi semakin berat. Nafasku berubah pendek, jantungku terus berdebar dan kakiku terlalu lemah untuk melangkah. Haus yang begitu kuat membuatku meminta Yaeko untuk mencarikanku air. Tapi tidak ada yang tersisa sedikitpun. Aku telanjang tapi entah mengapa aku tidak malu sama sekali. Aku sadar aku tidak sopan, tapi tujuan kami ke rumah sakit adalah yang terpenting. Kami terus melambat. Sampai akhirnya kakiku benar-benar kering karna darah yang terus keluar. Aku terlalu terluka parah untuk pergi, Yaeko yang hampir sama denganku keberatan meninggalkanku. Tapi aku memaksanya pergi dan menemukan seseorang untuk menyelamatkanku.”
Bersamaan dengan ledakan nuklir di Hiroshima pada 6 Agustus 1945, catatan Michihiko menjadi tulisan sejarah yang menggambarkan kejadian mengerikan di hari itu. Michihiko berjuang untuk melangkah ke rumah sakit karna sebagian tubuhnya telah hancur dan terbakar. Haus luar biasa yang ia derita menjadi efek langsung dari kehilangan banyak cairan karna luka bakar yang ia derita. Saat bom itu meledak Michihiko sedang berada di rumahnya, 1,5 km dari pusat ledakan di Hiroshima. Catatan ini diterbikan pada tahun 1955, dan memberi gambaran jelas mengapa senjata nuklir memang tidak harus digunakan lagi.
2. Zygmunt Klukowski (Dokter, 21 Oktober 1942)
“Dari pagi sampai larut malam kita menyaksikan peristiwa yang tidak terlukiskan. Tentara SS bersenjata dan ‘polisi biru’ mengelilingi kota mencari orang-orang Yahudi. Mereka diambil dari rumah, lumbung, gudang, loteng dan tempat-tempat lain mereka bersembunyi. Suara tembakan terus terdengar sepanjang hari, beberapa suara granat tangan dilemparkan ke ruang bawah tanah. Orang yahudi dipukul, ditendang dan dibunuh tidak peduli mereka laki-laki, perempuan atau anak-anak. Kebiadaban Jerman sangat brutal untuk dibayangkan terhadap orang yahudi, 400-500 orang tewas dan beberapa dibawa dengan kereta, entah kemana.”
Pada 20 Januari 1942, 15 pejabat senior Nazi mengadakan konferensi untuk membahas pelaksanaan ‘Pemusnahan’ orang-orang yahudi. Butuh waktu sembilan bulan untuk melakukan Genosida di kota Szczebrzeszyn di Polandia Tenggara. Cacatan yang ditulis Zygmunt, seorang dokter di rumah sakit kecil di Polandia tenggara ini memberi gambaran yang terjadi atas desanya kala itu. Zygmunt menulis segala sesuatu yang terjadi di desanya selama pendudukan Nazi. Ia berani mengambil resiko besar, meski ia tahu jika catatan tersebut ditemukan ia akan mati. Catatan Zygmunth menjadi dokumentasi mengerikan atas perlakuan Nazi terhadap orang yahudi di perang dunia ke-II.
3. Lena Mukhina (Penduduk Leningrad, 3 Januari 1942)
“Kami sedang sekarat seperti lalat di sini karna kelaparan, tapi kemarin Stalin memberi jamuan makan malam untuk sekertaris luar negeri Inggris, Anthony. Ini sangat keterlaluan. Mereka mengisi perut mereka di sana, sementara kami bahkan tidak mendapat secuilpun roti. Mereka hidup mewah dan selalu berpesta, sementara kita hidup layaknya manusia gua.”
Menurut sumber, disebutkan 7-20 juta orang Rusia meninggal sebagai akibat langsung pendudukan Jerman di kota selama dua tahun, dari September 1941 sampai Januari 1944. Catatan harian di atas ditulis oleh penduduk Leninghard 17 tahun, Lena Mukhina hanya beberapa bulan sebelum pengepungan. Sebelum blokade berakhir, warga terpaksa memakan kucing, tikus dan apa saja yang mereka temui. Bahkan banyak laporan tentang kanibalisme di tahun itu. Saat catatan tersebut ditulis, Lena tinggal bersama bibinya yang kemudian meninggal karna kelaparan. Lena menyembunyikan kematian bibinya agar terus bisa menggunakan kartu makanan milik bibinya untuk mendapat jatah makanan dari pemerintah. Masa suram ditahun 1942 menjadi sejarah suram bagi masyarakat Rusia dan dunia, ketika kelaparan menjadi pembunuh dalam senyap.
4. Felix Landau (Petugas SS, 12 Juli 1941)
“Pukul 6:00 pagi hari saya tiba-tiba terbangun dari tidur yang lelap. Ditugaskan untuk eksekusi. Baiklah, jadi aku hanya tinggal melakukan eksekusi dan mengubur jasadnya, kenapa tidak. Bukankah itu tidak aneh, kau menyukai perang dan kemudian harus menembak orang yang tidak berdaya, bukan masalah bagiku. 23 orang harus ditembak pagi itu, diantara mereka adalah perempuan. Aku tidak bisa percaya karna mereka benar-benar menolak minuman dari kami. Kami hanya ber-6 dan mencari tempat yang sesuai untuk melakukan eksekusi dan mengubur mereka. Setelah beberapa menit kami menemukan tempat yang pas. Dua dari mereka menangis, yang lain pasti punya keberanian lebih karna tak bergeming sedikitpun. Apa yang mereka pikirkan di saat-saat ini? aku berpikir masing-masing pasti memikirkan keajaiban kecil yang bisa membuat mereka tidak dieksekusi. Saya tidak bergeming, tidak kasihan. Itulah caranya agar semuanya segera berakhir. Hatiku hanya berdetak lebih cepat ketika menyadari ada di situasi eksekusi ini.”
Fellix Landau adalah seorang anggota tentara SS yang sangat ditakuti. Ia bertugas sebagai pengeksekusi orang yahudi, orang gipsi Romania, intelektual Polandia dan sejumlah kelompok lain di wilayah yang diduduki Nazi. Felix membantai dari kota ke kota di seluruh Polandia dan Ukraina. Catatan ini menjadi saksi tindakannya di kota Drohobych di barat Ukraina. Tidak ada emosi dari pembunuhan yang dilakukan tentara SS. Felix di dokumentasikan sebagai orang yang dingin untuk melakukan eksekusi pada orang yahudi, ia bahkan dengan acak menembaki mereka dari jendela saat menyusuri jalan. Setelah perang, Felix dapat meghindari penangkapan namun kemudian dijatuhi hukuman seumur hidup ditahun 1959 dan meninggal pada 1983.
5. David Koker (Kamp tawanan, 4 Februari 1944)
“Kurus, tatapan tegas, wajah agak periang, dengan topi yang tinggi, berkumis dan kacamata kecil. Aku pikir, jika kau ingin melihat kesengsaraan dan horor dalam satu orang, maka kau harus melihat orang ini. Disekitarnya banyak orang dengan tatapan lelah. Mereka berbadan besar, dan berpakaian sangar disekelilingnya, membuntutinya kemanapun ia pergi, semacam lalat yang terus berputar-putar bergerak dalam satu kesatuan. Tampilan mereka memberi kesan menakutkan dan mereka tampak ada di mana-mana.”
Sementara itu beberapa korban perang menuliskan tentang kenangan di masa itu, beberapa buku ditulis saat berapa di kamp tawanan. Salah satunya ditulis oleh David Koker, seorang mahasiswa Belanda keturunan Yahudi yang dikirim ke Kamp Vught di Belanda Selatan pada Februari 1943. David tinggal bersama orang tuanya dan adiknya sampai akhirnya ia ditangkap. David menulis hari-harinya di tahanan, salah satunya tentang Heinrich Himmler, salah satu pemimpin SS dan perancang utama perang dari Nazi. Himmler mengunjungi kamp Vught, dan memberi gambaran jelas pada David tentang sosok dalang pembantaian orang Yahudi. David tewas saat akan dipindahkan menuju kamp Dachau, tapi catatannya diselamatkan oleh karyawan kamp ditahun 1945, dan menjadi penggambaran tentang kondisi kamp tawanan perang.
6. George Orwell (Penduduk London, 15 September 1940)
“Pagi ini untuk pertama kalinya, melihat sebuah pesawat ditembak jatuh. Itu jatuh perlahan-lahan keluar dari awan, menukik, seperti burung yang ditembak dari ketinggian yang jauh. Kegembiraan menggema dari orang-orang yang menyaksikannya, diselingi beberapa orang yang berbisik, “Apakah anda yakin itu Jerman?”Jadi memang cukup membingungkan dengan banyaknya pesawat dan tak seorangpun tahu pesawat tersebut milik Jerman atau bukan. Yang menjadi tes hanya jika pihak London membuat sasaran padanya maka pesawat itu adalah Jerman.”
Selama perang, penulis legendaris George Orwell berada di antara 8.6 juta penduduk London. Selain menulis tentang karya sastra, ia juga membuat buku harian tentang pengalamannya selama perang. Catatan itu sebagian besar diambil dari sudut pandang politik tetapi kadang-kadang menulis lugas tentang apa yang ia lihat di langit London. Catatan di atas datang saat September 1940, waktu RAF menguasai langit Inggris Selatan selama pertempuran Inggris. Masyarakat London bersorak setiap kali ada pesawat yang jatuh, karna jika Jerman menang mereka akan mengerahkan invasi amphibi untuk menduduki London. Untungnya Inggris menang, dan menandai kekalahan pasukan Hitler selama perang.
7. Wilhelm Hoffman (Tentara Jerman, 29 Juli 1942)
“Komandan kompi mengatakan pasukan Rusia benar-benar hancur dan tidak bisa bertahan lebih lama lagi. Untuk mencapai Volga dan mengambil Stalingrad tidak begitu sulit bagi kami. Orang Jerman tahu di mana titik lemah orang Rusia. Kemenangan kubu Jerman tidak akan lama lagi.”
Pertempuran paling penting dalam perang dunia ke-II dan yang paling berdarah memang terjadi di Front timur. Sebuah statistik mengungkapkan bahwa satu orang Jerman yang meninggal di Front barat maka ada 9 orang Jerman yang meninggal di Front Timur. Dan pertempuran paling mematikan dari seluruh perang itu terjadi di kota Stalingrad, dimana lima bulan pertempuran berdarah menjadi semakin sengit di bagian Uni Soviet. Catatan tersebut datang dari Wilhelm Hoffman, divisi tentara infanteri Jerman. Catatan Wilhelm menjadi pengetahuan dari sikap tentara biasa dari Jerman sebelum dan sesudah perang di Stalingard. Tentara Jerman telah melihat kemenangan demi kemenangan dan Wilhelm merasa yakin mereka bisa menaklukkan Stalingard dan sisa dari Uni Soviet. Tentu saja hal itu tidak terjadi, catatan Wilhelm semakin pesimis di akhir bulan Desember 1942. Wilhelm bahkan sempat mengutuk perang dalam catatannya. Wilhelm akhirnya mati di Stalingard, meski tidak ada yang tahu pasti dimana dan kapan ia tewas.
Sebuah catatan kecil membuka wawasan kita tentang perang mengerikan di abad itu. Perang memang tidak menyelesaikan masalah, dan malah memunculkan banyak kesulitan untuk manusia. Setidaknya dengan hadirnya catatan saksi perang dunia ke-II ini menjadi pembelajaran jika perang seharusnya tidak terjadi lagi.
No comments:
Write comments