Sunday 29 March 2015

Wow, Biaya Perawatan Olga Syahputra selama di Singapura mencapai lebih dari 22,8 Miliar


Usai Olga Syahputra dimakamkan pada Sabtu (28/3/2015) ini, salah satu yang menjadi pertanyaan adalah berapa besar biaya yang dikeluarkan keluarga selebriti itu selama perawatan di Singapura?
Pertanyaan itu banyak bermunculan seiring dengan naiknya kesadaran masyarakat kelas menengah tentang risiko finansial yang dihadapi ketika seseorang menghadapi kondisi kritis.
Seperti diberitakan Kompas, Selama ini, kabar tentang Olga dirawat di Singapura tidak terlalu banyak diketahui, termasuk mulai tanggal berapa komedian itu dirawat di RS Mount Elizabeth, Singapura. Namun jika ditelusuri dari berbagai sumber, Olga mulai dirawat di Singapura pada awal Mei 2014.
Apabila ditotal dari tanggal 1 Mei 2014 hingga kematiannya pada 27 Maret 2015, jumlah hari yang telah dihabiskan Olga selama di RS Mount Elizabeth Singapura mencapai 329 hari. Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Singapura pada hari-hari ini berada di level 9.500.
Mengutip situs rumah sakit tersebut, mountelizabeth.com.sg, ada berbagai tipe kamar yang ditawarkan bagi pasien yang dirawat di sana. Tipe paling murah adalah four-bedded atau sekamar diisi empat pasien. Untuk kelas ini, harga per hari 276 dollar Singapura atau sekitar Rp 2,6 juta per pasien.

Di atas itu, ada juga satu kamar diisi dua pasien atau two-beddedseharga 340 dollar Singapura atau Rp 3,2 juta per hari per pasien. Sementara itu, jika pasien ingin dirawat sendirian, rumah sakit menyediakan kamar tipe single seharga 640 dollar Singapura sehari atau sekitar Rp 6 juta.
Kelas termahal yang ditawarkan adalah Royal Suite. Harga yang ditawarkan mencapai 9.298 dollar Singapura atau setara Rp 88,3 juta per hari per pasien.
RS Mount Elizabeth juga memublikasikan biaya jika seorang pasien harus dirawat di intensive care unit (ICU). Untuk kamar ini, harga yang dipasang sebesar 799 dollar Singapura per hari per pasien atau sekitar Rp 7,5 juta. Apabila pasien harus dirawat dihigh dependency unit (HDU), besaran biaya yang harus dibayar untuk menginap sehari sebesar 683 dollar Singapura atau sekitar Rp 6,5 juta.
Dengan memperhitungkan estimasi waktu perawatan dan harga kamar, jika Olga dirawat di kelas termurah, yakni four bedded, maka biaya yang dikeluarkan mencapai Rp 855,4 juta. Sementara itu, apabila komedian itu dirawat di kelas termurah nomor dua atau two-bedded, maka harga yang harus dibayar mencapai Rp 1,05 miliar.
Adapun jika Olga dirawat di kelas single, maka biaya yang dikeluarkan selama hampir setahun ini adalah Rp 1,9 miliar.
Biaya di atas tentu saja hanya untuk menginap dan belum memperhitungkan biaya obat-obatan dan penanganan dokter. Bisa saja, biaya yang dikeluarkan untuk merawat Olga selama 329 hari melampaui Rp 2 miliar.
Dilansir dari Republika, total biaya untuk rawat inap di rumah sakit dan dokter, paling rendah menghabiskan 5 ribu dolar Singapura atau sekitar Rp 47 juta per hari. Biaya itu terdiri fee rumah sakit dan doktor.
Sementara itu, total biaya menengah di sana menghabiskan 8 ribu dolar Singapura (Rp 76 juta). Sedangkan yang tertinggi, total biaya rata-rata perawatan di sana menghabiskan 10 ribu dolar Singapura (Rp 95 juta). Taruhlah Olga dirawat 300 hari dengan biaya menengah sekitar Rp 76 juta, setidaknya biaya yang dihabiskan mencapai Rp 22,8 miliar.
Biaya tersebut bisa membengkak kalau ada tindakan medis lain, dan belum termasuk biaya yang dikeluarkan selama dirawat di RS Pondok Indah selama 19 hari mulai 19 April 2014.
Dikutip dari berbagai sumber, semasa jayanya, Olga yang sering tampil di acara televisi di acara Dahsyat, Pesbukers, Yuk Keep Smile, bisa menerima honor Rp 40-50 juta sekali tampil. Sumber lain memperkirakan Olga menerima honor Rp 150 juta per hari.
Sepertinya biaya perawatan dapat ditutupi dari penghasilan Olga di dunia hiburan tanah air walaupun pihak keluarga harus menjual aset Olga, seperti rumah, mobil perhiasan, dan barang berharga lainnya.
Belajar dari Olga, bagaimanapun, kesehatan adalah segala-galanya. Karena itu, penting bagi masyarakat untuk memiliki asuransi kesehatan, baik yang disediakan oleh BPJS maupun perusahaan asuransi swasta. Tanpa itu, risiko finansial akan selalu mengintai, dan yang jadi “korban” tak hanya si sakit, tetapi juga keluarga.

No comments:
Write comments